Header Ads

ad

Hari Tari Internasional

// H A R I    T A R I    I N T E R N A S I O N A L //
__________________
Tepat tanggal 29 April seluruh dunia memperingatinya sebagai Hari Tari Sedunia atau World Dance Day. Hal tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat dunia berpartisipasi menampilkan tarian khas yang ada di setiap negara. Hari Tari Sedunia atau World Dance Day mulai diperkenalkan pada masyarakat dunia oleh was International Dance Committee of The International Theatre Institute (ITI) sebuah lembaga rekanan Badan Dunia PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) sejak tahun 1982.

Menurut sejarah, Hari Tari Sedunia ini ditetapkan sebagai bentuk penghormatan kepada Jean Georges Noverre. Jean Georges merupakan seorang pencipta tari balet modern berkebangsaan Perancis.

Jean Georges Noverre lahir pada 29 April 1727 dan wafat pada tanggal 19 Oktober 1810.

Di Tanah Air, perayaan Hari Tari Sedunia biasanya berlangsung meriah dan ramai karena Indonesia merupakan negara yang kaya dengan kebudayaannya. Dalam memperingatinya publik pun tak hanya mengadakan bermacam-macam acara, namun mereka juga memiliki cara sendiri untuk berpartisipasi dalam Hari Tari Sedunia.

Kita bisa memaknainya sebagai hari di mana kita perlu mengingat kembali akan keindahan budaya Indonesia melalui ragam tariannya. Seni tari dibagi menjadi dua jenis yakni tari tradisional dan tari modern, namun terdapat inovasi dari dua jenis tarian tersebut yakni tari tradisional modern.

Ditengah wabah virus corona hari tari tak dapat diselenggrakan sebagaimana perayaan sebelumnya. Seperti yang dilansir harian TEMPO.COM, Sejumlah penari dan koreografer kondang akan menari bersama pada Rabu, 29 April 2020 secara online atau daring. Mereka menari dari rumah dan sanggar masing-masing seharian secara bergantian mulai pagi hingga sore dan berdiskusi dalam peringatan Hari Tari Sedunia.

Para penari dan koreografer yang sudah dikenal masyarakat itu tampil di acara bertajuk ISI Solo 24 Jam Menari Dialektika 24 Jam Biosphere VS Cybersphere. Mereka adalah Elly D. Luthan, Melati Suryodarmo, Rianto, Eko Supriyanto, Hartati, Kadek Puspasari, Faturahman, Nanu Munajar, Jarot B. Darsono, Yoyok B. Priambodo, Alfianto, Wahyu S.P. M dan Iwan Dadijono. Mereka akan mulai menari sejak pukul 10.00-17.00 WIB.

Helatan tari ini merupakan kerja inisiatif dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang diinisiasi oleh Eko Supriyanto. “Tidak hanya tampilkan koreografi, tapi juga mendiskusikan biosphere vs cyberspere ini. Bagaimana menyikapi pandemi dengaan tari sekaligus merayakan hari Tari Sedunia,” ujar Eko kepada Tempo, Selasa, 28 April 2020.

Selain kreasi dari ISI Solo, inisiatif menari bersama secara daring juga akan dihelat oleh Keluarga Tari Indonesia. Pertunjukan tari secara daring ini merupakan inisiatif kedua dari Keluarga Tari Indonesia. Inisiatif pertama telah berlangsung pada 24 April 2020 saat peringatan Hari Bumi.
__________________

Hari Tari Sedunia (World Dance Day) seakan mengabarkan kepada kita bahwa tari adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Tari bukan sekadar hiburan. Setiap gerakan tari penuh sarat makna serta nilai kehidupan. Di tempat kita berpijak, di mana para pemudanya dulu telah bersumpah pada 28 Oktober 1928, bertanah air satu, tanah air Indonesia. Maka keaneragaman tari tradisi adalah kekayaan tiada tara kebudayaan Nusantara. Keberadaanya mampu memperkuat dan merekatkan jati diri daerah dalam bingkai ke-Indonesiaan.

Tari menjadi bagian ekspresi seni yang mempresentasikan berbagai macam keadaan di kehidupan di berbagai belahan penjuru Tanah Air. Setidaknya, di setiap provinsi dari 34 provinsi yang ada, pasti ada tari tradisi dan kreasi. Dan, dari jenis- nya akan didapati semakin banyak lagi jika merujuk pada jumlah kabupaten dan kota yang tersebar dalam satu provinsi.

Seni tari saat ini masih banyak peminatnya, dan lembaga-lembaga yang menyediakan sarana dan prasarana untuk kursus menari. Belum didapat data yang akurat yang menunjukkan angka minat anak-anak terhadap kegiatan menari sebagai salah satu penyaluran hobi. Di kota-kota besar mungkin menari sudah menjadi aktivitas yang tidak terlalu menarik, namun tampaknya masih banyak di daerah-daerah negara kepulauan ini yang para generasi penerusnya menekuni dunia tari menari sebagai warisan nenek moyang kita yang cukup mahal harganya.

Dengan adanya Hari Tari Sedunia diharapkan ada keseriusan pemerintah dalam menghargai keberadaan seni tari di Tanah Air. Karena keberadaan seni tari di Indonesia menyimpan banyak ragam sebagai kekayaan budaya bangsa. Semua stakeholders harus bergerak guna memajukan tumbuh dan kembangnya kesenian tari agar tidak redup di tengah gempuran budaya pop.

Last but not least, tentu kita tidak ingin ada kejadian misalnya suatu tarian di suatu waktu tiba-tiba diakui sebagai tarian budaya khas negara lain bukan? Oleh karena itu yuk nyalakan kembali budaya menari tradisional maupun tradisional modern kepada anak-anak kita sebagai tunas-tunas kecil sang pemegang warisan kebudayaan bangsa. Jadi, mari warisi tradisi, lestarikan budaya tari. Berkarya, melestarikan dan mengembangkan kesenian seperti tari, budaya Indonesia. Selamat Hari Tari Sedunia!
__________________
.
.
.
.
.
#KIMIA_FMIPA_UHO #HMJ_KIMIA_FMIPA_UHO #Kabinet_Aurum #BergerakSeiramaMenujuKimiaJaya #1000LangkahLebihMaju #HariTariDunia #WorldDanceDay #TarianIndonesia #BudayaIndonesia #Pentas #COVID #COVID19 #StaySafe #StayHealty #StayAtHome #PhysicalDistancing

Tidak ada komentar